(Seba) Giovinco dan Santon, Harapan dari Italy
15 Maret 2009
Ada dua nama yang dipresiksi bakal bersinar beberapa tahun mendatang. Ia adalah Sebastian Giovinco (Juventus) dan Davis Santon (Internazionale). Meski berbeda posisi, kedua pemain tersebut bisa bersaing untuk menjadi pemain muda terbaik di Italia.
Sebastian Giovinco dianggap sebagai salah satu prospek terbaik sepakbola Eropa saat ini. Bagaimana perjalanan hidup dan karirnya? Nama Sebastian Giovinco mencuat beberapa tahun belakangan. Bintang muda Juventus itu disebut-sebut sebagai salah satu pemain paling berbakat dalam sepakbola Italia bahkan Eropa. Tampil impresif saat dipinjamkan ke Empoli musim lalu, pemain binaan akademi sepakbola Juve itu menarik perhatian pelatih-pelatih dari segala penjuru Eropa. Klub-klub raksasa Inggris dikabarkan gencar mengincarnya. Arsenal menjadi klub yang paling sering dibicarakan karena faktor Arsene Wenger yang terkenal sakti membina talenta muda.
Giovinco juga dibanding-bandingkan dengan Lionel Messi oleh beberapa pelatih, bahkan ada yang mengatakan dia lebih berbakat dari Messi. Belum terbukti memang, tapi tidak ada salahnya kita berkenalan lebih jauh dengan gelandang serang ini.
Berikut sepuluh fakta menarik tentang Sebastian Giovinco.
10. Sebastian lahir di Turin (tak heran dia bergabung dengan Juve), 26 Januari 1987, dari keluarga yang memang punya darah sepakbola. Ayahnya adalah seorang bek handal di tim amatir Beinasco, sebuah desa dekat Turin.
9. Seba masuk dalam radar pencari bakat Juventus sejak usia dini, dan akhirnya bergabung dengan akademi sepakbola Bianconeri di usia 14 tahun. Namun demikian, namanya baru terdengar di musim 2005/06 saat Juve keluar sebagai juara turnamen Primavera (pemain junior).
8. Debutnya untuk tim utama Juventus datang saat La Vecchia Signora terbuang ke Serie B akibat skandal Calciopoli. Ditinggal banyak bintang-bintangnya, Juve “terpaksa” memainkan pemain-pemain muda mereka. 12 Mei 2007, melawan Bologna, Giovinco melepaskan umpan akurat yang diselesaikan dengan mudah oleh David Trezeguet.
7. Di level internasional, prestasi Giovinco tergolong lengkap. Dia membela timnas Italia dari tim U-14 hingga U-21, dan terakhir membela Azzurri yang diasuh Pierluigi Casiraghi di Olimpiade Beijing 2008. Tinggal level senior saja yang masih dinanti-nantikan.
6. Ketika dipinjamkan ke Empoli, Giovinco mencetak sebuah gol tendangan bebas yang melengkung ke gawang Roma yang dikawal Alexander Doni. Gol tersebut mengingatkan kita pada tendangan bebas Ronaldinho yang merobek jala David Seaman di Piala Dunia 2002.
5. Seba mengidolakan Pangeran Juventus Alessandro Del Piero. Tak heran banyak orang membandingkannya dengan Del Piero. Dino Zoff, kiper legendaris Italia pernah berkomentar, “Giovinco lebih kreatif dari Del Piero, tapi dia harus membuktikan semangat dan mental untuk sukses.”
4. Giovinco juga tak takut dibandingkan dengan bintang-bintang dunia seperti Lionel Messi. Dia pernah menyatakan dirinya sama hebatnya dengan Messi dan tak takut menghadapi persaingan untuk menjadi pemain terbaik dunia.
3. Arsenal digosipkan naksir berat pada Giovinco dan ingin mendatangkannya ke Emirates Stadium. Tak heran kalau banyak pihak yang sepertinya juga mendukung rencana transfer ini, terutama saat negosiasi kontrak baru Giovinco di Juve mandek. Arsene Wenger yang memang hebat meracik pemain muda dianggap sebagai tokoh ideal yang bisa mengembangkan talenta Giovinco.
2. Impian Giovinco yang tertinggi dalam karir sepakbolanya adalah menjuarai Piala Dunia dan gelar Ballon d’Or (Pemain Terbaik Eropa).
1. Tinggi badannya yang hanya 164 cm sempat membuat orang meragukan kemampuannya. Tapi kekurangan itu berhasil ditutupi dengan baik dengan kecepatan dan skill yang luar biasa. Legenda seperti Diego Maradona dan Gianfranco Zola menjadi panutan baginya.
Sementara itu....
Baru berusia 18 tahun, Devide Santon langsung mendapat kepercayaan Jose Maurinho sebagai bek kiri di posisi inti tim kosmopolitan, Inter Milan. Tentunya hanya pemain muda “spesial” yang mendapat kepercayaan dari pelatih berjuluk The Special One itu. Bahkan Jose Mourinho berkeyakinan akan melihat Santon sebagai legenda Inter Milan dan sepak bola Italia di masa mendatang.
“Dia adalah fenomenal, saya tahu dia akan bisa bermain melawan tim manapun,” ujar Maurinho.
“Dia hanya butuh seorang pelatih yang bisa mempercayainya dan kesempatan, sisanya terserah dia dengan karakternya dan hal itu yang akan menentukan.”
“Saya rasa, dia bisa menjadi (Paolo) Maldini, (Javier) Zanetti atau (Gianluca) Facchetti pada 10-15 tahun ke depan.” puji Maurinho.
Bahkan, pelatih tim nasional Italia, Marcelo Lippi tertarik untuk memanggilnya ke tim Azurri. Santon memiliki masa depan cerah di mata Lippi.
“Santon memiliki segala potensi untuk menjadi seorang juara dan tentunya ia berpeluang untuk memperkuat Azzurri suatu hari,” ujar Lippi.